Bulan ramadhan tinggal beberapa hari lagi akan selesai, banyak orang sudah mempersiapkan segalanya dengan suka cita karena sebentar lagi Syawal tiba. Tapi ada pula beberapa yang terasa nelangsa meninggalkan bulan yang pubuh dengan hikmah dan berkah ini. Karena memandang belum tentu Ramadhan tahun depan bisa dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan penuh hikmah.
Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.
Hari-hari terakhir Ramadan adalah saat tepat untuk meningkatkan ibadah. Ini terlihat dari membanjirnya umat muslim dari seluruh penjuru dunia di Mekah dan Madinah, Saudi Arabia. Tak kurang tiga juta jemaah memadati Masjidil Haram di Mekah dan Mesjid Nabawi di Madinah pada tanggal 27 Ramadan 1431 Hijriah. Jemaah yang datang dari berbagai negara di seluruh dunia tersebut datang dengan mengharapkan mendapat ridho di malam Lailatul Qadr. Pada malam tersebut Allah SWT menjanjikan pahala yang banyaknya seperti ibadah seribu bulan.
Masjidil Haram dipenuhi ratusan ribu jemaah yang melakukan Umrah, dan melakukan salat Tarawih serta doa Qiyamullail. Masjidil Haram memang tidak pernah sepi saat Ramadan. Para jemaah berdoa memanjatkan ampunan, karena Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda, siapa yang berdoa dengan sungguh-sungguh selama malam Lailatul Qadr dosa-dosa pada masa lalu akan mendapat ampunan dari Allah SWT.
Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan : ” Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, yang artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon” ” (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia
berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.
“Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]
Ini menafsirkan sabdanya.
“Artinya : Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir” [Lihat Maraji' tadi]
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda.
Walau kita jauh dari Masjidil Haram, semangat untuk meraih hikmah yang terbaik dari Bulan suci janganlah surut, karena tenggelam dengan hiruk pikuknya persiapan mudik serta rencana belanja ke Mall setelah menerima THR, karena sekali lagi bulan Ramadhan ini penuh hikmah, semoga jika Allah berkenan kita masih diberikan cukup usia untuk mendapatinya lagi tahun depan.
Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.
Hari-hari terakhir Ramadan adalah saat tepat untuk meningkatkan ibadah. Ini terlihat dari membanjirnya umat muslim dari seluruh penjuru dunia di Mekah dan Madinah, Saudi Arabia. Tak kurang tiga juta jemaah memadati Masjidil Haram di Mekah dan Mesjid Nabawi di Madinah pada tanggal 27 Ramadan 1431 Hijriah. Jemaah yang datang dari berbagai negara di seluruh dunia tersebut datang dengan mengharapkan mendapat ridho di malam Lailatul Qadr. Pada malam tersebut Allah SWT menjanjikan pahala yang banyaknya seperti ibadah seribu bulan.
Masjidil Haram dipenuhi ratusan ribu jemaah yang melakukan Umrah, dan melakukan salat Tarawih serta doa Qiyamullail. Masjidil Haram memang tidak pernah sepi saat Ramadan. Para jemaah berdoa memanjatkan ampunan, karena Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda, siapa yang berdoa dengan sungguh-sungguh selama malam Lailatul Qadr dosa-dosa pada masa lalu akan mendapat ampunan dari Allah SWT.
Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan : ” Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, yang artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon” ” (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia
berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.
“Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]
Ini menafsirkan sabdanya.
“Artinya : Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir” [Lihat Maraji' tadi]
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda.
Walau kita jauh dari Masjidil Haram, semangat untuk meraih hikmah yang terbaik dari Bulan suci janganlah surut, karena tenggelam dengan hiruk pikuknya persiapan mudik serta rencana belanja ke Mall setelah menerima THR, karena sekali lagi bulan Ramadhan ini penuh hikmah, semoga jika Allah berkenan kita masih diberikan cukup usia untuk mendapatinya lagi tahun depan.
No comments:
Post a Comment