Rendahnya level air ini menyebabkan lumpuhnya perekonomian, karena aliran Amazon merupakan jalur transportasi utama di daerah tersebut.
Menurut badan meteorologi nasional Peru, level air sungai kedua terbesar di dunia ini turun hingga 106m di atas permukaan laut, 50cm lebih rendah daripada yang tercatat pada tahun 2005. Akibatnya, kapal-kapal besar tidak dapat mengarunginya karena terlalu dangkal.
Kapal-kapal yang tidak dapat berlayar dibiarkan terbengkalai di tepian sungai dekat pelabuhan kota Iquitos. Sedikitnya ada enam kepal besar yang bersandar di tepian. Berdasarkan foto dari laman stasiun televisi BBC, beberapa dari galangan kapal kering kerontang karena menganggur.
Menurut badan meteorologi nasional Peru, rendahnya level sungai terbesar kedua di dunia ini diakibatkan oleh musim kering yang berkepanjangan. Diharapkan situasi ini berubah pada musim penghujan yang diperkirakan akan jatuh pada bulan depan.
Rendahnya level air menyebabkan pasokan makanan dan bahan-bahan pokok lainnya ke kota ini menjadi terhambat. Iquitos dan kebanyakan kota di sekitar hutan hujan Peru mengandalkan sepenuhnya kepada aliran air sungai amazon sebagai jalur transportasi. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya jalur darat yang menghubungkan tiap-tiap kota.
Makanan dan bahan-bahan lain yang hanya dapat dibawa oleh kapal kecil untuk perairan dangkal dan berlumpur memakan waktu dua kali lebih lama. (hs)
No comments:
Post a Comment