Namanya saja aneh "French Laundry Restaurant". Entah kenapa restauran ini memakai kata laundry yang bahasa umumnya berarti mencuci. Apakah yg dimaksud adalah restoran ini akan 'mencuci' habis uang pengunjungnya dengan harga-harga makanannya yang selangit? Bayangkan, harga makanannya per porsi kecil sampai jutaan rupiah yaitu seharga 0 sekitar Rp 7.2 juta. Porsi yang jutaan itu small=kecil dan isinya mungkin hanya cukup untuk mengenyangkan perut anak kecil. Dengan harga segitu, sudah bisa dapat bakso yang cukup untuk orang di rumah kontrakan sebelah.
Lebih parahnya lagi, di luar harga makanan, surchage untuk mendapat tempat duduk di restoran itu adalah seharga 0 atau Rp 2,2 juta untuk bayar pajak pelayanan. Biaya makan untuk makan di restoran tersebut adalah sekitar 00 dolar karena para pengunjung tidak mungkin hanya memakan makanan pembuka (appetizer) ataupun hanya memakan makanan penutup (dessert). Tetapi orang-orang juga harus memakan makanan utama nya (main course) plus minum yang harganya juga selangit yang kalau ditotalkan seluruhnya ditambah dengan pajak akan mencapai sekitar 00. Maka bisa di perkirakan kalau yang makan disana pastilah para orang kaya dari kalangan yang memiliki uang segunung.
Jangan membayangkan kalau tempat makan termahal di amerika ini adalah bangunan mewah..sama sekali tidak. Bangunannya biasa saja, bahkan agak terpencil, terletak di tengah kebun sayuran dan mawar yang segar . Letaknya di Yountville, lembah Napa, di California. Ini adalah restoran Prancis dengan rasa makanannya paling maknyusss seantero amerika....
Pemiliknya adalah Thomas Keller, mantan juru masak kepala yang sempat mendapat predikat juru masak terbaik di Amerika menurut versi sebuah majalah. Dan restoran ini adalah merupakan restoran Perancis yang terkenal dengan menu nya yang menggoyang lidah.
Bagi yang mau ke Amerika dan mempunyai duit berlebih yang melimpah, bisa dicoba restoran ini.
Yang ini, untuk total Bill yang dikeluarkan sekali makan
source : http://ariesclub17.blogspot.com/2010/05/restoran-yang-menyediakan-menu-se-upil.html
No comments:
Post a Comment