Era baru penerbangan luar angkasa komersial dimulai. Roket Falcon 9 dari perusahaan Space Exploration Technologies (SpaceX) telah diluncurkan dari Florida, Jumat 4 Juni 2010 lalu.
SpaceX tak sendirian menembus atmosfer untuk mengirim kargo dan astronot ke luar angkasa.
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA diketahui telah meminta SpaceX dan perusahaan lain, Virginia's Orbital Sciences untuk membangun roket tak berawak untuk mengirim kargo ke stasiun luar angkasa internasional.
Setelah itu, SpaceX berencana memodifikasi kapsul Orien rancangan Lockheed Martin sebagai sekoci stasiun luar angkasa. Sementara, perusahaan raksasa Boeing juga berharap bisa menyediakan awak pesawat komersial penerbangan luar angkasa.
Beberapa perusahaan kecil juga berambisi membangun roket luar angkasa untuk mengangkut manusia ke ke langit. Sudah ada enam perusahaan dalam daftar.
1. Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX)
Nama pesawat: Dragon dan Falcon 9, bisa memuat 7 penumpang atau kurang -- jika disatukan dengan pengangkutan kargo.
Pendiri perusahaan: Elon Musk, pendiri situs pengiriman uang, PayPal, kekayaan senilai US$ 100 juta dari kekayaan Musk dan US$ 20 juta dari investor luar.
Lokasi: Hawthorne, Kalifornia, mulai beroperasi 2002
Penerbangan: Debut peluncuran roket pada 2010. Sementara penerbangan pertama akan dilakukan pada 2011.
Dua roket SpaceX yang tak berawak, Dragon dan Falcon 9, awalnya ditujukan untuk mengangkut kargo ke stasiun luar angkasa internasional. Dragon akan siap menerbangkan astronot dalam watu tiga tahun setelah menerima kontrak dari NASA.
2. Orbital Sciences
Nama pesawat : Cygnus dan Taurus 2, Cygnus didesain sebagai pesawat tak berawak.
Pendiri: David W. Thompson, Bruce W. Ferguson, Scott L. Webster, dengan kekayaan: Sekitar US$ 1 miliar
Lokasi: Dulles, Virginia, mulai beroperasi pada 1982
Rencana penerbangan ke luar angkasa : 2011
Orbital Science memiliki kontrak senilai US$ 1,9 miliar dengan NASA untuk menyediakan delapan misi pengiriman kargo ke stasiun luar angkasa internasional menggunakan Cygnus dan Taurus 2. Peluncuran direncanakan pada 2011 dari Pulau Wallops, Virginia.
Orbital belum mengumumkan rencana mengubah Cygnus menjadi pesawat berawak.
3. Blue Origin
Nama pesawat: New Shepard, setidaknya bisa mengangkut 3 astronot
Pendiri: Jeff Bezoz, yang juga pendiri Amazon.com
Lokasi: Kent, Washington, mulai beroperasi 2004
Rencana peluncuran roket, pertengahan 2010
Perusahaan ini menutup rapat informasi tentang rencana peluncuran manusia ke luar angkasa. Namun Blue Origin telah menguji prototipe pesawatnya, New Shepard di Texas.
Awal tahun ini, NASA memilih Blue Origin untuk mengembangkan sistem penyelamatan astronot dan membangun prototipe kapsul ruang komposit sebagai bagian dari program peluncuran awak komersial.
4. Bigelow Aerospace
Nama pesawat : Sundancer -- bisa memuat 3 kru dan BA-330 -- bisa memuat enam penumpang.
Pendiri: Robert Bigelow, dengan kekayaan perusahaan US$ 180 juta dari kekayaan Bigelow.
Lokasi: Utara Las Vegas, Nevada, mulai beroperasi 1999
Rencana peluncuran roket: 2015
Roket Sundancer dan BA-330 diharapkan menjadi stasiun luar angkasa, bukan sekedar roket. Pendiri perusahaan, Robert Bigelow bermimpi mengembangkan stasiun di Bulan dengan teknologi inflatable. -- dapat dipompa.
Meski Bigelow tak punya roket atau pesawat luar angkasa untuk terbang ke stasiunnya, perusahaan itu sudah bekerjasama dengan Boeing dalam rangka penyediaan awak pesawat.
5. SpaceDev/ Sierra Nevada Corp.
Nama pesawat: Dream Chaser, bisa mengangkut 4 penumpang dalam penerbangan suborbital, dan 6 dalam penerbangan orbital.
Pendiri perusahaan: Jim Benson (meninggal), digantikan oleh Fatih Ozmen
Lokasi: Poway, Kalifornia, mulai beroperasi 1997
Rencana mengangkasa: sedang dalam pengembangan
SpaceDev berbasis di Kalifornia, dimiliki sepenuhnya oleh Sierra Nevada Corp. Perusahaan ini telah mengembangkan Dream Chaser -- pesawat yang dapat mengangkut kru dan kargo ke luar angkasa, melalui roket Atlas 5.
Pada bulan Februari, Sierra Nevada memenangkan proyek senilai US$ 20 juta dari NASA untuk melanjutkan pembangunan Dream Chaser's.
6. Virgin Galactic
Nama pesawat: SpaceShip Two, bisa mengangkut enam penumpang dan dua pilot.
Pemilik: miyuner Inggris, Sir Richard Branson, sekaligus sebagai penyedia dana.
Lokasi: London, Inggris dan Spaceport, New Mexico, mulai beroperasi pada 2004.
Rencana penerbangan: akhir 2011 atau awal 2012.
Pesawat milik Virgin Galactic dirancang untuk tamasya ke luar angkasa. Penumpang yang ingin jadi wisatawan diharuskan membayar sekitar S$ 200 ribu per kursi.
Sementara, pesawat induk, WhiteKnightTwo-- bisa dimodifikasi untuk peluncuran roket kecil atau satelit untuk NASA atau pengguna lain.
SpaceShipTwo dirancang oleh insinyur luar angkasa Burt Rutan. Ini adalah versi yang lebih besar dari SpaceShipOne, yang terbang dengan sukses di penerbangan suborbital pada tahun 2004.
SpaceX tak sendirian menembus atmosfer untuk mengirim kargo dan astronot ke luar angkasa.
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA diketahui telah meminta SpaceX dan perusahaan lain, Virginia's Orbital Sciences untuk membangun roket tak berawak untuk mengirim kargo ke stasiun luar angkasa internasional.
Setelah itu, SpaceX berencana memodifikasi kapsul Orien rancangan Lockheed Martin sebagai sekoci stasiun luar angkasa. Sementara, perusahaan raksasa Boeing juga berharap bisa menyediakan awak pesawat komersial penerbangan luar angkasa.
Beberapa perusahaan kecil juga berambisi membangun roket luar angkasa untuk mengangkut manusia ke ke langit. Sudah ada enam perusahaan dalam daftar.
1. Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX)
Nama pesawat: Dragon dan Falcon 9, bisa memuat 7 penumpang atau kurang -- jika disatukan dengan pengangkutan kargo.
Pendiri perusahaan: Elon Musk, pendiri situs pengiriman uang, PayPal, kekayaan senilai US$ 100 juta dari kekayaan Musk dan US$ 20 juta dari investor luar.
Lokasi: Hawthorne, Kalifornia, mulai beroperasi 2002
Penerbangan: Debut peluncuran roket pada 2010. Sementara penerbangan pertama akan dilakukan pada 2011.
Dua roket SpaceX yang tak berawak, Dragon dan Falcon 9, awalnya ditujukan untuk mengangkut kargo ke stasiun luar angkasa internasional. Dragon akan siap menerbangkan astronot dalam watu tiga tahun setelah menerima kontrak dari NASA.
2. Orbital Sciences
Nama pesawat : Cygnus dan Taurus 2, Cygnus didesain sebagai pesawat tak berawak.
Pendiri: David W. Thompson, Bruce W. Ferguson, Scott L. Webster, dengan kekayaan: Sekitar US$ 1 miliar
Lokasi: Dulles, Virginia, mulai beroperasi pada 1982
Rencana penerbangan ke luar angkasa : 2011
Orbital Science memiliki kontrak senilai US$ 1,9 miliar dengan NASA untuk menyediakan delapan misi pengiriman kargo ke stasiun luar angkasa internasional menggunakan Cygnus dan Taurus 2. Peluncuran direncanakan pada 2011 dari Pulau Wallops, Virginia.
Orbital belum mengumumkan rencana mengubah Cygnus menjadi pesawat berawak.
3. Blue Origin
Nama pesawat: New Shepard, setidaknya bisa mengangkut 3 astronot
Pendiri: Jeff Bezoz, yang juga pendiri Amazon.com
Lokasi: Kent, Washington, mulai beroperasi 2004
Rencana peluncuran roket, pertengahan 2010
Perusahaan ini menutup rapat informasi tentang rencana peluncuran manusia ke luar angkasa. Namun Blue Origin telah menguji prototipe pesawatnya, New Shepard di Texas.
Awal tahun ini, NASA memilih Blue Origin untuk mengembangkan sistem penyelamatan astronot dan membangun prototipe kapsul ruang komposit sebagai bagian dari program peluncuran awak komersial.
4. Bigelow Aerospace
Nama pesawat : Sundancer -- bisa memuat 3 kru dan BA-330 -- bisa memuat enam penumpang.
Pendiri: Robert Bigelow, dengan kekayaan perusahaan US$ 180 juta dari kekayaan Bigelow.
Lokasi: Utara Las Vegas, Nevada, mulai beroperasi 1999
Rencana peluncuran roket: 2015
Roket Sundancer dan BA-330 diharapkan menjadi stasiun luar angkasa, bukan sekedar roket. Pendiri perusahaan, Robert Bigelow bermimpi mengembangkan stasiun di Bulan dengan teknologi inflatable. -- dapat dipompa.
Meski Bigelow tak punya roket atau pesawat luar angkasa untuk terbang ke stasiunnya, perusahaan itu sudah bekerjasama dengan Boeing dalam rangka penyediaan awak pesawat.
5. SpaceDev/ Sierra Nevada Corp.
Nama pesawat: Dream Chaser, bisa mengangkut 4 penumpang dalam penerbangan suborbital, dan 6 dalam penerbangan orbital.
Pendiri perusahaan: Jim Benson (meninggal), digantikan oleh Fatih Ozmen
Lokasi: Poway, Kalifornia, mulai beroperasi 1997
Rencana mengangkasa: sedang dalam pengembangan
SpaceDev berbasis di Kalifornia, dimiliki sepenuhnya oleh Sierra Nevada Corp. Perusahaan ini telah mengembangkan Dream Chaser -- pesawat yang dapat mengangkut kru dan kargo ke luar angkasa, melalui roket Atlas 5.
Pada bulan Februari, Sierra Nevada memenangkan proyek senilai US$ 20 juta dari NASA untuk melanjutkan pembangunan Dream Chaser's.
6. Virgin Galactic
Nama pesawat: SpaceShip Two, bisa mengangkut enam penumpang dan dua pilot.
Pemilik: miyuner Inggris, Sir Richard Branson, sekaligus sebagai penyedia dana.
Lokasi: London, Inggris dan Spaceport, New Mexico, mulai beroperasi pada 2004.
Rencana penerbangan: akhir 2011 atau awal 2012.
Pesawat milik Virgin Galactic dirancang untuk tamasya ke luar angkasa. Penumpang yang ingin jadi wisatawan diharuskan membayar sekitar S$ 200 ribu per kursi.
Sementara, pesawat induk, WhiteKnightTwo-- bisa dimodifikasi untuk peluncuran roket kecil atau satelit untuk NASA atau pengguna lain.
SpaceShipTwo dirancang oleh insinyur luar angkasa Burt Rutan. Ini adalah versi yang lebih besar dari SpaceShipOne, yang terbang dengan sukses di penerbangan suborbital pada tahun 2004.
No comments:
Post a Comment